Hai teman,
Gak punya banyak waktu untuk liburan, apalagi sudah habis jatah cuti kantor? bukan halangan untuk jalan-jalan dong. Kali ini saya menghabiskan akhir pekan bareng teman-teman kantor, pergi ke Bandung. Tujuan pertama kami adalah…….
Rancawalini_Ciwidey
Penginapan yang luar biasa untuk kami, karena ada ditengah-tengah kebun teh Walini. Hawa yang dingin, cukup buat kami menggigil dan melupakan hectic-nya ibukota.

Rumah kayu kelapa di Rancawalini Ciwidey merupakan penginapan yang cukup nyaman dengan harga yang bersahabat. Kami bisa sharing rumah dengan 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi yang dilengkapi dengan air panas serta ruang TV yang cukup untuk kami bergurau dan juga dapur, sehingga kami bisa mengolah bahan makanan sederhana untuk sekedar mengganjal perut.

Kabut yang tebal cukup menutup pandangan ke penjuru kebun teh, tapi tak mengurangi takjubnya saya terhadap hamparan hijau sekitar.

Situ Patenggang
Perjalanan kami lanjutkan ke arah yang lebih tinggi yaitu Situ Patenggang. Berdasarkan informasi yang tertera di lokasi wisata, situ Patenggang berasal dari bahasa Sunda, pateangan-teangan (saling mencari). Mengisahkan cinta Putra Prabu dan Putri titisan Dewi yang besar bersama alam, yaitu ki Santang dan Dewi Rengganis. Mereka berpisah untuk sekian lamanya. Karena cintanya yang begitu mendalam, mereka saling mencari dan akhirnya bertemu di sebuah tempat yang sampai sekarang dinamakan “Batu Cinta”. Dewi Rengganispun minta dibuatkan danau dan sebuah perahu untuk berlayar bersama. Perahu inilah yang sampai sekarang menjadi sebuah pulau yang berbentuk hati (Pulau Asmara /Pulau Sasaka). Menurut cerita ini, yang singgah di batu cinta dan mengelilingi pulau asmara, senantiasa mendapat cinta yang abadi seperti mereka ( source by : https://id.wikipedia.org/wiki/Situ_Patenggang )

untuk menuju ke batu cinta, bisa menggunakan perahu untuk menyeberangi situ. Biasanya untuk 1 perahu dayung bisa berisi maksimal 12 orang, atau bisa juga naik perahu yang dikayuh untuk 2 orang.

Kawah Putih
Setelah puas tertiup angin sepoi di Situ Patenggang dengan cerita-ceritanya yang menarik, kamipun beralih ke lokasi wisata selanjutnya yaitu kawah putih.
Kawah putih merupakan sebuah danau yang terbentuk dari letusan Gunung Patuha. Tanah yang bercampur belerang di sekitar kawah ini berwarna putih, lalu warna air yang berada di kawah ini berwarna putih kehijauan, yang unik dari kawah ini adalah airnya kadang berubah warna. ( source by : https://id.wikipedia.org/wiki/Kawah_Putih ).

Angin yang cukup kencang dan kabut yang tebal buat kami was-was akan turun hujan.
Punclut
Setelah seharian perjalanan kami, makan malam kami putuskan di Puncak Ciumbuleuit atau lebih dikenal dengan sebutan Punclut. Dari letaknya yang diketinggian Bandung sebelah utara, kami bisa menikmati makanan ala Sunda sambil menikmati malam dengan lampu-lampunya.
Tangkuban Perahu
Asal-usul Gunung Tangkuban Perahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi/Rarasati. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat sebuah telaga dan sebuah perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu. ( source by : https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Tangkuban_Parahu )

Udara di sini cukup ekstrim, dingin sekali sampai-sampai kami bisa mengeluarkan uap dari mulut kami seolah sedang merokok.
Diketinggian kami bisa jelas melihat kawah yang tertutup kabut, angin yang cukup kencang membuat awan mendung. Beruntung kami sudah turun saat hujan.
Dan akhir pekan kamipun berjalan sesuai rencana. MENYENANGKAN.